Paman
Bun adalah pamanku yang sangat mempesona. Meski dia tidak sering
berkunjung , namun disetiap kali kunjungannya ke rumah masa kecil saya , paman
selalu membawa kegembiraan dan
mengubah
segalanya menjadi menyenangkan dengan sangat ajaib.
Saya
adalah salah satu dari delapan anak
sebuah keluarga kecil didesa, dan sebagian besar kegembiraan kami datang dari
membuat pie dari lumpur
,
bermain dengan anak2 ayam dan anjing gembala, serta membangun rumah-rumahan di
kandang ayam bekas.
Di mata
kami, Paman Bun adalah seorang penjelajah dunia.
Setiap
kali ia datang untuk berkunjung, ia akan menceritakan kisah-kisah tentang
tempat-tempat yg dia kunjungi dan
orang-orang yg dia temui .
Dia
membawa kami semua kepada perspektif baru pada kehidupan.
Setiap
kali kunjungan, dia akan memiliki
hadiah
yang indah bagi kami masing-masing-dan
seringkali kami akan diajak ke
kota terdekat di mana dia akan membeli sekantung besar
cokelat dan permen berbagai rasa.
Kami
akan pulang menyeret tas yang tampak besar sekali ketika aku masih seorang
gadis kecil.
Namu
begitu, kami tidak pernah bisa menebak kapan pastinya Paman Bun akan berkunjung
lagi. Saya rasa fakta bahwa
"karier" nya-atau apa pun itu- telah membuatnya terlalu sibuk untuk
merencanakan jadwal yang rutin.
Namun kadang-kadang, apabila dia tidak dapat berkunjung dalam beberapa bulan , ia akan mengirim sebuah kotak besar penuh kejutan khusus, penuh dengan hal yang kami tidak pernah lihat sebelumnya.
Namun kadang-kadang, apabila dia tidak dapat berkunjung dalam beberapa bulan , ia akan mengirim sebuah kotak besar penuh kejutan khusus, penuh dengan hal yang kami tidak pernah lihat sebelumnya.
Rasanya
tidak ada anak-anak yg pernah lebih senang dari pada kami, seperti saat kami
dengan gembira membongkar kardus penuh harta karun coklat dan hadiah cinta.
Aku selalu
berpikir betapa kaya Paman Bun dapat
berkunjung dan
membeli
hal-hal mewah tersebut untuk kami . Aku tidak tahu pastinya kehidupan
pribadi paman Bun, tetapi membandingkannya dengan ayahku, paman
tampak lebih menarik dan murah hati .
ayahku sendiri adalah pria sederhana dengan kehidupan yg sederhana.
Ia
bekerja di tambang sebagai pemimpin dan mengambil pekerjaan tambahan ketika ia
sedang libur. Ayah bekerja amat keras dalam rangka untuk mempertahankan ekonomi
rumah tangga, menghidupi istri dan
anak-anaknya.
Saya
mencintai ayah saya, dan saya tahu ia orang baik.
Namun
hidupnya menurut saya terlalu datar dibandingkan dengan
saudaranya,.
Paman
Bun selalu riang dengan binar ceria
selalu ada di matanya, senyum lebar, dan cerita menarik yg tidak pernah
membosankan untuk kami dengar dari paman.
Paman
Bun selalu menelepon ayah kami satu atau dua hari sebelum kunjungannya, dan
Ayah akan segera menutup telepon dengan senyum mengembang dan memberitahu siapa yang akan datang.
Mendengar
itu kegembiraan akan mulai dibangun dan rasanya kami tidak sabar untuk
menyambutnya datang.
Apa yang
saya tidak tahu sebagai seorang anak adalah bahwa, ketika Paman Bun akan datang
, Ayah akan melaju ke kota dan meweselkan
uang kepada paman dari tabungan kecil yg selalu ia sisihkan dari
gajinya.
Setiap
sen yang dihabiskan paman Bun untuk kami dimasa kecil itu benar-benar datang dari
ayah.
Selama
bertahun-tahun, potongan-potongan mozaik mulai jatuh ke tempatnya: Kehidupan
paman dalam pengembaraannya dikota sangat pas-pasan , bahkanPaman Bun dalam perjalanan kerumah kami dengan kereta
api ,akan naik tanpa tiket bergantungan
di bagian belakang gerbong barang, demikian cerita orang - orang yg
seperjalanan dengan paman.
Aku
tidak pernah tahu mengapa Paman Bun
memilih untuk hidup dengan cara yang dia lakukan, atau mengapa ayah saya terus
menjaga rahasianya bertahun-tahun sampai kami cukup besar.
Apa yang
saya tahu adalah bahwa, dalam
situasi
di mana ayah akan sangat mudah untuk
mengambil penghargaan sendiri dari kami anak-anaknya , namun yg
Ayah
saya lakukan adalah sebaliknya. Ayah tidak
egois selama bertahun-tahun, dengan memberi kesempatan kepada paman
untuk menjadi bagian keluarga yg dicintai dan kehadirannya dinantikan.
Melalui
Paman Bun, Ayah memberi kami hadiah dari tempat-tempat yang belum pernah kami
datangi.Dan melalui kami, Paman Bun menikmati perannya sebagai bagian dari
keluarga dan menerima kasih sayang yg ia
tidak lihat dalam kehidupannya diluar yang keras dan kesepian .
Dan dari
ayah saya, yang tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun, saya belajar melihat
cinta dari sudut yg tidak egois ….cinta yang mampu menumbuhkan cinta diantara
orang2 yg dicintainya , itulah yg disebut cinta tak bersyarat .
Kisah ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku "Stories for the family's heart" by Alice Gray.