cepat hamil

Sabtu, 31 Desember 2011

Kisah Inspiratif : PAMAN BUN, PAMAN KAMI TERCINTA



Paman Bun adalah pamanku yang sangat mempesona. Meski dia tidak sering berkunjung , namun disetiap kali kunjungannya ke rumah masa kecil saya , paman selalu membawa kegembiraan dan
mengubah segalanya menjadi menyenangkan dengan sangat ajaib.

Saya adalah salah  satu dari delapan anak sebuah keluarga kecil didesa, dan sebagian besar kegembiraan kami datang dari membuat pie dari lumpur
, bermain dengan anak2 ayam dan anjing gembala, serta membangun rumah-rumahan di kandang ayam bekas.

Di mata kami, Paman Bun adalah seorang penjelajah dunia.
Setiap kali ia datang untuk berkunjung, ia akan menceritakan kisah-kisah tentang tempat-tempat yg dia kunjungi  dan orang-orang yg dia temui . 
Dia membawa kami semua kepada perspektif baru pada kehidupan. 

Setiap kali kunjungan, dia akan  memiliki
hadiah yang indah bagi kami  masing-masing-dan seringkali kami akan diajak ke
 kota terdekat  di mana dia akan membeli sekantung besar cokelat dan permen berbagai rasa. 
Kami akan pulang menyeret tas yang tampak besar sekali ketika aku masih seorang gadis kecil.

Namu begitu, kami tidak pernah bisa menebak kapan pastinya Paman Bun akan berkunjung lagi. Saya rasa  fakta bahwa "karier" nya-atau apa pun itu- telah membuatnya terlalu sibuk untuk merencanakan jadwal yang rutin.
Namun kadang-kadang, apabila dia tidak dapat berkunjung dalam beberapa bulan , ia akan mengirim sebuah kotak besar penuh kejutan khusus,  penuh dengan hal yang kami  tidak pernah lihat sebelumnya. 
Rasanya tidak ada anak-anak yg pernah lebih senang dari pada kami, seperti saat kami dengan gembira membongkar kardus penuh harta karun coklat dan hadiah cinta.

Aku  selalu  berpikir betapa kaya Paman Bun dapat  berkunjung dan
membeli hal-hal mewah tersebut untuk kami . Aku tidak tahu pastinya kehidupan pribadi  paman Bun,  tetapi membandingkannya dengan ayahku, paman tampak lebih menarik dan murah hati .
 ayahku sendiri adalah pria  sederhana dengan kehidupan yg sederhana.
Ia bekerja di tambang sebagai pemimpin dan mengambil pekerjaan tambahan ketika ia sedang libur. Ayah bekerja amat keras dalam rangka untuk mempertahankan ekonomi rumah tangga, menghidupi  istri dan anak-anaknya. 

Saya mencintai ayah saya, dan saya tahu ia orang baik. 
Namun hidupnya menurut saya  terlalu datar dibandingkan dengan
 saudaranya,.
Paman Bun   selalu riang dengan binar ceria selalu ada di matanya, senyum lebar, dan cerita menarik yg tidak pernah membosankan untuk kami dengar dari paman.

Paman Bun selalu menelepon ayah kami satu atau dua hari sebelum kunjungannya, dan Ayah akan segera menutup telepon dengan senyum mengembang dan memberitahu siapa yang akan datang.
Mendengar itu kegembiraan akan mulai dibangun dan rasanya kami tidak sabar untuk menyambutnya datang.

Apa yang saya tidak tahu sebagai seorang anak adalah bahwa, ketika Paman Bun akan datang , Ayah akan melaju ke kota dan meweselkan  uang kepada paman dari tabungan kecil yg selalu ia sisihkan dari gajinya. 
Setiap sen yang dihabiskan paman Bun untuk kami dimasa kecil itu benar-benar datang dari
ayah. 
Selama bertahun-tahun, potongan-potongan mozaik mulai jatuh ke tempatnya: Kehidupan paman dalam pengembaraannya dikota sangat pas-pasan , bahkanPaman Bun  dalam perjalanan kerumah kami dengan kereta api ,akan naik tanpa tiket  bergantungan di bagian belakang gerbong barang, demikian cerita orang - orang yg seperjalanan dengan paman.

Aku tidak  pernah tahu mengapa Paman Bun memilih untuk hidup dengan cara yang dia lakukan, atau mengapa ayah saya terus menjaga rahasianya bertahun-tahun sampai kami cukup besar. 

Apa yang saya tahu adalah bahwa, dalam
situasi di mana ayah  akan sangat mudah untuk mengambil penghargaan sendiri dari kami anak-anaknya , namun yg
Ayah saya lakukan adalah sebaliknya. Ayah tidak  egois selama bertahun-tahun, dengan memberi kesempatan kepada paman untuk menjadi bagian keluarga yg dicintai dan kehadirannya dinantikan. 

Melalui Paman Bun, Ayah memberi kami hadiah dari tempat-tempat yang belum pernah kami datangi.Dan melalui kami, Paman Bun menikmati perannya sebagai bagian dari keluarga dan menerima kasih sayang yg  ia tidak lihat dalam kehidupannya diluar yang keras dan kesepian . 

Dan dari ayah saya, yang tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun, saya belajar melihat cinta dari sudut yg tidak egois ….cinta yang mampu menumbuhkan cinta diantara orang2 yg dicintainya , itulah yg disebut cinta tak bersyarat .


Kisah ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku "Stories for the family's heart" by Alice Gray.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar